Kepada teman,
Hari ini aku melihat seonggok daging yang mencoba untuk tidak hanya menjadi seonggok daging. Lelahnya melihat dunia memberikan sedikit harapan. Kita ada karena memang seharusnya kita ada. Sudah waktunya untuk kita melakukan penjelajahan jauh ke dalam masing-masing. Sudah saat nya lah satu atau kita semua beranjak meninggalkan gua kenyamanan ini untuk kemudian melihat kenyataan real lengkap dengan paket hyperreal-nya. Teman! kentang goreng, es coklat, segelas heineken dingin, iga goreng, secawan kopi hangat, berbatang filter dan bergelas es teh, serta berbagai menu yang lainnya sungguh tidak berharga sama sekali. Karena hari ini pertunjukkan lucu dari seonggok daging baru saja di mulai. Pertunjukkan yang seharusnya banyak dilakukan oleh seonggok daging yang lainnya. Pertunjukkan perjalanan panjang untuk memulai mengukir sejarah dari keberadaan manusia di dunia.
Teman, sahabat… tak ada yang lebih yang tuhan berikan kepada manusia selain intelegensia. Itu sungguh berharga dan melebihi segalanya, melebihi cinta dua pasang anak manusia yang selalu menganggap bahwa mereka telah menemukan cinta sebenarnya. Ini melebihi dari kerasnya orang tua yang selalu memaksakan kehendak kepada anaknya. Ini mukjizat yang tuhan tiupkan ke dalam. Ini adalah dasar dari konstruksi logika berfikir yang dapat menjaga kita dari kerasnya terpaan arus modernitas, modal, serta jarum-jarum suntik dengan vaksin perusak otak yang di berikan oleh dokter barat yang super gila namun terlihat waras.
Teman, sahabat, malam ini aku melihat sebuah janji dari seonggok daging yang bergejolak namun belum resah.
Teman, Sahabat, mari sejenak lupakan semua tentang sesaknya cinta, tentang kota yang selalu menghisap otak manusia, atau tentang jalanan yang padat penuh berjejal kendaraan. Mari angkat dagu setinggi-tinggi, lemparkan tatapan marah pada mereka yang selalu menganggap rendah. Berikan tinju terhebat lewat tinta dan pena yang kita punya. Biar kan semua terlontar, muntahkan saja segala yang kita rasa tak perduli jika mereka tak perduli, karena kita sekarang bukanlah seonggok daging. Bukan hewan. Menjadi ‘Fi ahsani Taqwim!’. Manusia yang sempurna.
Teman, sahabat biarkan malam tetap menjadi malam yang gelap dan kelam. Biar keindahan malam hanya dapat dirasa jauh di dalam dada. Yang terjadi, terjadi lah. Pejamkan mata, lepaskan sedikit pikiran melayang, rebahkan lah tubuh dengan tenang… biar mimpi membelai lembut hati, jiwa, serta logika hingga akhirnya busuk dunia musnah sementara dalam buaian lembut benda-benda empuk. Selamat malam teman, sahabat. Kuat kan kaki, kuatkan hati, esok hari perjalanan panjang akan dimulai.
Semanggi, 2008
0 komentar:
Posting Komentar