Jumat, 28 Agustus 2009

Sebuah Award dan Musik Anak-anak

Sebuah postingan cukup menarik yang saya temukan pada blog The Others milik Ibu reni, begitu saya menyapa nya. Pada postingan yang diberi judul Musik Dan Anak-anak beliau menceritakan bagaimana di masa sekarang ini banyak anak-anak yang melantunkan lagu-lagu orang dewasa. Sangat miris memang, anak yang seharusnya bertingkah dan berperilaku layak nya seorang anak-anak tidak seharusnya disuguhkan oleh menu-menu yang belum saat nya di terima.

Hal itu terkait dikarenakan minim nya penciptaan lagu anak-anak yang sarat makna seperti Ibu Soed, A.T Mahmud dan lain-lainnya di jaman sekarang ini serta menuruti kemauan pasar yang selalu mencari keuntungan. Lihat saja tayangan-tayangan televisi yang mengadakan berbagai lomba menyanyi dan sejenisnya, semua bertemakan lagu-lagu "cinta" orang dewasa.

Ekploitasi anak itulah kiranya yang saat ini terjadi. Menjadi artis, terkenal dan punya uang banyak, anak-anak diarahkan sebagai mesin pencari keuntungan oleh orang-orang yang hanya memikirkan materi.

Tidak terbayangkan nasib generasi muda di tanah ini nantinya, jika sedari kecil di jejali oleh mimpi muluk pemilik modal.

Melihat seorang anak kecil melantunkan sebuah lagu orang dewasa memang terlihat lucu, namun akan lebih Indah jika seorang anak bergaya dan berperilaku layaknya seorang anak kecil yang polos, lugu serta mengenal budaya "Ibu" nya.

Tak lupa saya akan memberikan award ini kepada para sahabat saya dengan harapan lebih meluangkan waktunya untuk sekedar melihat dan memikirkan terhadap perkembangan musik anak-anak di nusantara. Quo Vadis lagu anak-anak?

1. Diary Osi 2. Mas Pri 3. Ina 4. Bali piknik 5. La viva
Selengkapnya...

Award : terima kasih untuk blog aku dan perempuan ku.

Terima kasih kepada Stand My Ground yang udah ngasih award ini buat senjakala...well ga usah banyak basa-basi lagi blog ini akan saya bagikan kembali kepada 7 sobat saya...mereka adalah :

1. Ibu Reni yang telah memberikan award kepada saya 2. Mbak Lia 3. Mas Doyok 4. Mas Najda Tirta 5. Bang Jagur 6. Seputar obat 7. Owam's

okeh, bagi yang menerima award ini ada syarat nya perhatikan baik2 ya soal nya ini datang dr yang ngasih award ini ke saya :

Berikut aturan yang harus dijalankan penerima award

1. Link the person who tagged you (Tautkan dengan orang yang men-tag kamu). 2. Copy the image above, the rules and the questionnaire in this post (Kopikan gambar di atas berikut aturan dan pertanyaan pada postingan ini). 3. Post this in one or all of your blogs (Posting award ini pada satu atau pada semua blog milik kamu). 4. Answer the four questions following these Rules (Jawab empat pertanyaan di bawah dengan mengikuti aturan yang ada). 5. Recruit at least seven (7) friends on your Blog Roll by sharing this with them (Rekrut sedikitnya tujuh orang teman yang ada pada Blog Roll kamu lalu berbagi award ini dengan mereka). 6. Come back to BLoGGiSTa iNFo CoRNeR (PLEASE DO NOT CHANGE THIS LINK) at http://bloggistame.blogspot.com and leave the URL of your Post in order for you/your Blog to be added to the Master List (Kunjungi BLoGGiSTa iNFo CoRNeR (Jangan ubah linknya) di http://bloggistame.blogspot.com dan tinggalkan URL blog kamu untuk ditambahkan ke Master List). 7. Have Fun! (Selamat bersenang-senang!)

Questions & Your Answers (Pertanyaan & Jawaban):

1. The person who tagged you (Orang yang me-tag kamu): blackcurrantz 2. His/her site's title and url (Judul situs dan url-nya): blackcurrantz (http://www.idhanz.co.cc) 3. Date when you were tagged (Tanggal ketika men-tag kamu): August 20,2009 4. Persons you tagged (Orang-orang yang kamu tag atau beri award):

So, buat para sobat blogger yang mendapat kan award ini silah kan di ambil ya...
Selengkapnya...

Rabu, 12 Agustus 2009

Terima Kasih untuk Blog My Life and My Love



Terima kasih kepada si pemberi award ini yaitu mas yang punya blog, my life and my love, mas gus (begitu saya memanggil teman saya yang baik itu).

Hmmm...jadi silahkan Sobat Blogger yang belum tau blog my life and my love silahkan klik pada kalimat yang warnanya beda...just for you info, blog itu udah dapat banyak award lo dan tentunya keren...jadi siapa tau klo kalian berkunjung akan ke-cepretan award juga dari blogger lain hehehehe...

Ini award ketiga yang diterima oleh blog senjakala. Award Pertama itu dari sobat Imam Setiawan award nya keren ber-back link. Kemudian award kedua saya yang bertajuk award friendship Diary Osi. Award yang satu ini berbeda dengan kedua award yang lain. Berbentuk audio visual. Musik, lembut di padu dengan kalimat-kalimat yang sejuk di baca oleh mata, membuat kita betah, menatap layar kaca. Klo gak percaya coba aj kunjungi blog diary osi, orang nya ramah lho dan sepertinya penuh cinta...klo tetep gak percaya ya langsung klik hyperlink nya...!!! hehehe...
Selengkapnya...

Minggu, 09 Agustus 2009

Bom waktu itu bernama e-waste

Penemuan mesin uap di tahun 1789 telah menjadi titik tolak bagi perkembangan arus teknologi di dunia. Berbagai rentetan penemuan lahir sejak saat itu. Kapal laut, kereta api hingga sinar x, meretas sekaligus mendorong penciptaan-penciptaan berikutnya pada bidang teknologi hingga saat ini.

Tidak dapat di pungkiri bahwa, terjadi nya perubahan besar pada ranah teknologi telah membantu umat manusia dalam memudahkan semua aktifitas nya di segala bidang. Kehidupan kini semakin mudah, pun dunia seolah semakin kecil.

Permasalahan waktu serta jarak dinilai bukan lagi sebagai halangan berarti. Liar nya belantara hutan dengan mudah dapat di taklukan dengan mesin-mesin besar berkemampuan luar biasa.

Pergi ke belahan bumi bagian barat tak lagi berminggu-minggu, dengan pesawat cukup-lah hitungan hari. Pembukaan hutan, tak perlu mengorbankan nyawa banyak pekerja, cukup satu orang mengoperasikan sebuah alat besar, ratusan pohon tumbang dengan cepat.

Perbincangan masalah bisnis hingga hubungan jarak jauh pasangan kekasih kini semakin dekat sejak teknologi komunikasi semakin maju. Bahkan peristiwa yang terjadi nun jauh di berbagai dunia dapat diketahui dari rumah kita sendiri.

Sungguh hal yang sangat luar biasa. Bahkan James Watt pun, mungkin tidak akan mempercayai bahwa penemuannya itu telah menjadi sumbu ledakan terdahsyat dalam kemajuan teknologi sekarang ini.

Bak kartu domino yang di urutkan berdiri memanjang. Jika salah satu ujung nya di jatuhkan maka, akan menimpa kartu yang berada di depan nya begitu pun selanjutnya hingga tak ada kartu yang tersisa.

Seperti itulah yang terjadi terhadap perkembangan teknologi, berawal dari satu hal melahirkan banyak hal. Mulai dari benda sederhana hingga benda-benda berteknologi rumit. Memudah kan kehidupan meringankan pekerjaan.

Namun, dari serangkaian efek tersebut tanpa disadari juga memberikan efek buruk terhadap keberlangsungan kehidupan bumi serta isinya.

Dari sekian banyak dampak negatif dari kemajuan teknologi, sampah elektronik lah e-waste : electronic waste) yang kini menjadi sorotan.

Hey, tunggu sebentar. Kenapa harus e-waste yang dibahas? Bukankah dampak terjadinya revolusi teknologi yang paling buruk adalah penebangan hutan, energi nuklir, ekploitasi barang tambang, polusi dan yang paling parah adalah tergesernya manusia dari pekerjaannya pada bidang industri.

Benar adanya, apa yang tertulis pada paragraf diatas. Tapi, coba lah melihat di sekitar kita. Berapa banyak jumlah penggunaan barang elektronik di masyarakat dan kemudian berakhir begitu saja. Semakin bertumpuk setiap harinya. Dan itu ada di dekat kita.

Lalu apa itu e-waste atau sampah elektronik? E-waste merupakan limbah yang berasal dari barang-barang elektronika baik yang sudah rusak atau pun sudah tidak dipergunakan kembali. Perlu di ketahui bahwa komponen-komponen dari produk elektronik tersebut mengandung bahan beracun berbahaya (B3).

Setiap tahunnya 20-50 juta ton limbah elektronik di hasilkan. Pembuangan nya pun tidak melalui proses yang cukup baik. Dengan jumlah yang sungguh luar biasa tersebut serta kandungan B3 di dalamnya, jika terakumulasi maka lambat laun akan masuk kedalam tubuh mahluk hidup.

Sepintas dapat dilihat bahwa limbah elektronik saat ini belum menjadi suatu hal yang membahayakan bagi dunia. Di Indonesia sendiri penelitian mengenai efek buruk dari limbah tersebut belum lah ada.

Mungkin kita tak pernah membayangkan, semua peralatan elektronik yang saat ini dimiliki akan menjadi ancaman bagi diri sendiri.

Namun, dari sekian banyak jumlah peralatan elektronik di rumah kita, telepon genggam lah yang perlu di waspadai. Teknologi yang tergolong semi konduktor ini, memang terlihat sangat tidak membahayakan karena fungsi serta bentuk nya yang menarik.

Tidak hanya efek radiasi dari pancaran sinyal radio saja yang di sebabkan oleh telepon selular, namun juga material-material timbal (lead), tembaga, logam mercury, serta plastik yang terdapat pada hp , sangat lah berbahaya.

Walaupun kandungan B3 di dalam satu unit telepon genggam jumlah nya sedikit, tetapi dengan produk handphone yang mencapai angka 3 miliar di dunia pada tahun 2008, kita bisa menebak berapa besar pula jumlah zat berbahaya nya.

Sedang kan untuk Negara kita sendiri pengguna telepon selular mencapai angka 7,4 juta pada April 2007, dan sebagian besar nya terdapat di wilayah Jabodetabek. Belum lagi dengan gaya hidup masyarakat yang saat ini memandang hand phone layak nya sebuah trend fashion yang harus di ganti kala munculnya produk terbaru.

Usia telepon genggam yang dapat mencapai 8 tahun kini dengan paradigma tersebut hanya mungkin digunakan selama 1 hingga 2 tahun. Ketika tidak di gunakan akan kita jual.

Lalu apakah kita akan merasa tidak melakukan hal yang merusak lingkungan? Jika anda berfikiran seperti itu, maka selamat anda telah mengorbankan generasi berikutnya yang di dalam nya terdapat anak, adik, serta anggota keluarga anda yang terbilang berusia muda.

Kok bisa? Coba bayangkan jika di wilayah rukun tetangga (RT) anda, per rumah nya memiliki 2 buah hand phone kemudian kalikan dengan banyaknya rumah yang berada di wilayah tersebut berapa jumlah nya. Lalu akumulasikan dengan jumlah pemilik “benda ajaib” itu dari RT yang lainnya.

Kita mungkin menganggap saat ini bahaya limbah elektronik tidak terlalu mengancam keberlangsungan kehidupan, namun dampak buruk dari limbah elektronik terus mengintai kita hingga tiba saat nya maka sekejap semua akan menjadi korban.

Sebuah bom waktu yang entah disadari atau tidak telah kita ciptakan sendiri – dari sebuah benda sederhana bernama hand phone – untuk masa depan generasi berikutnya.

Inilah efek buruk dari deretan kartu domino yang salah satu ujungnya telah di jatuh kan oleh James Watt, dan terus berlangsung hingga tiada kartu yang tersisa. Lalu apakah kita menambahkan deretan panjang kartu domino hanya untuk menambah efek buruk nya saja? Tanpa memberikan kontribusi positif seperti para pendahulu kita bagi kehidupan?

Keberlangsungan dari seluruh isi bumi ini bukan di tangan pemerintah, Negara-negara maju, LSM, PBB, namun kita sendiri. You Rule!!!

Berikut merupakan zat-zat berbahaya yang berada di dalam e-waste :

Timah

suatu racun syaraf, juga membahayakan ginjal dan sistem reproduksi. Bahkan paparan timah kadar rendah sekalipun dapat merusak perkembangan mental anak.

PVC

jika dibakar jadi abu menghasilkan dioksin yang sangat beracun

Bromin menyebabkan kerusakan tiroid & mengganggu perkembangan janin

Barium

menyebabkan gangguan lambung dan usus, kelemahan otot, kesulitan bernapas, kenaikan ataupun penurunan tekanan darah

Kromium

menghirup bentuk heksavalen dari kromium dapat merusak hati dan ginjal, meningkatkan resiko kanker paru-paru, serta mneyebabkan bronkitis asma

Merkuri

merusak otak dan ginjal, berbahaya bagi perkembangan janin dan bisa berpindah melalui air susu ibu

Berilium

merupakan karsinogen dan debunya dapat menyebabkan penyakit paru-paru
Kadmium

paparan jangka panjang dari karsinogen ini dapat merusak ginjal dan tulang

(Sumber : http://artukat.com/umum/e-waste)

Kutipan : klik hyperlink nya
Selengkapnya...

Selasa, 04 Agustus 2009

My first award : Thanks To Imam Setiawan

Benar2 sesuatu yang gak di sangka. tiba2 bisa dapet award ini. Saya juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada sahabat saya,imam setiawan yang sudi memberikan award ini kepada saya. Award yang ber-backlink, sehingga dapat meningkatkan traffic blog. Maka, bagi para sahabat blogger yang mendapatkan award ini akan mendapatkan back link secara otomatis

Selanjutnya saya akan memberikan award ini kepada para sahabat saya yakni : 1. Nadja Tirta 2. Deni 3. Adi 4. La Viva 5. Pry. S 6. cah ndueso 7. bebas ide 8. Supriyadi 9. Owam's 10. Solar Generation Namun ada ketentuan dan syarat nya nih kata si Imam yang ngasih award ini kepada saya. Ia mengatakan bahwa, sebelum memasang award ini di wajib kan, kudu dan harus memberikan award ini kepada 10 teman yang lain serta memasang link-link dibawah ini. 1.Rizky 2. Omtomi 3. Blognya ipank 4. My Music 5. Avanca Linux 6. Ote Tatsuya 7. Deogracias 8. Akhi Rido Wahyudi 9. Imam setiawan 10. Senja

Selain itu ini tata cara untuk memasang award ini: sebelum kamu meletakkan link di atas, kamu harus menghapus peserta nomor 1 dari daftar. Sehingga semua peserta naik 1 level. Yang tadi nomor 2 jadi nomor 1, nomor 3 jadi 2, dst. Kemudian masukkan link kamu sendiri di bagian paling bawah (nomor 10). Tapi ingat ya, kalian semua harus fair dalam menjalankannya. Jika tiap penerima award mampu memberikan award ini kepada 5 orang saja dan mereka semua mengerjakannya , maka jumlah backlink yang akan didapat adalah

Ketika posisi kamu 10, jumlah backlink = 1 Posisi 9, jml backlink = 5 Posisi 8, jml backlink = 25 Posisi 7, jml backlink = 125 Posisi 6, jml backlink = 625 Posisi 5, jml backlink = 3,125 Posisi 4, jml backlink = 15,625 Posisi 3, jml backlink = 78,125 Posisi 2, jml backlink = 390,625 Posisi 1, jml backlink = 1,953,125

Dan semuanya menggunakan kata kunci yang kamu inginkan. Dari sisi SEO kamu sudah mendapatkan 1,953,125 backlink dan efek sampingnya jika pengunjung web para downline kamu mengklik link itu, kamu juga mendapatkan trafik tambahan. Nah, silahkan copy paste saja, dan hilangkan peserta nomor 1 lalu tambahkan link blog/website kamu di posisi 10. Ingat, kamu harus mulai dari posisi 10 agar hasilnya maksimal. Karena jika kamu tiba2 di posisi 1, maka link kamu akan hilang begitu ada yang masuk ke posisi 10.”

Selamat mengambil award-nya, sobat. Tetap jalin silaturrahim kepada para blogger agar blog sobat cepat naik trafik pengunjungnya. Selamat kepada para sahabat blogger yg mendapat award.

Mudah-mudahan, jika hal ini dilakukan dengan benar, maka akan mendapat back link nya. Serta semakin menambah semangat kita semua untuk berblogging ria...

Salam Hangat

Senja
Selengkapnya...

Minggu, 02 Agustus 2009

Pelangi sehabis hujan : Semesta penuh kejutan

Baiklah, ku sambut pagi ini dengan secangkir teh hangat dan sebatang rokok kretek untuk memulai hari yang entah, akan membawa tawa renyah atau mungkin air mata. Siapa yang tahu. Tidak ter-prediksi. Bukankah ini lucu?, Tanya ku suatu waktu. Manusia yang dapat menciptakan teknologi super canggih serta berbagai teori dan pemikiran hebat sukar menebak kapan kebahagiaan dan kesedihan terjadi. Di satu sisi kebahagiaan dapat datang namun di sisi lain kesedihan mengintai bak srigala kelaparan yang menyeringai mengawasi mangsa-nya dari balik belukar. Kemarin mungkin kita senang namun hari ini apakah mungkin bisa kembali merasakan hal yang sama? Meski kebahagiaan adalah kehendak mungkin kah kesedihan juga? Mungkin kah manusia di posisikan sebagai mahluk yang selalu berharap dan berusaha menghindari kesedihan yang tak tahu kapan ia datang dan kapan ia menghilang.

Kesedihan tetap lah kesedihan. Tidak perduli kaya-miskin, lelaki-perempuan, tua-muda, beragama-tak beragama, cerdas-bodoh ia akan datang berkunjung tak mengenal waktu tanpa belas kasihan, tanpa pernah bosan. Ini nyata, dan akan terjadi kapan pun tanpa terkecuali bahkan ketika kalian membaca rangkaian kalimat- kalimat di layar ini, sedang merasakan kesenangan, namun bisa saja tiba-tiba kabar buruk atau masalah datang kepada kita begitu pun sebaliknya. Di luar dugaan tentu nya, dan ketika itu terjadi waktu seakan berjalan sangat malas dan seolah dunia menjadi tempat yang tak menarik lagi. meski kesedihan itu terjadi akibat adanya suatu sebab, namun mungkin kah kita dapat menghindari nya.

Kawan, betapa pun kesedihan yang di rasakan sangat mendalam hingga terkadang membuat api semangat dalam tungku ini menjadi kecil jangan sampai menyesali itu semua. Kesenangan dan kesedihan bagai dua sisi keping mata uang. Tak dapat dipisahkan. Kawan, menangis lah jika itu yang ingin kau lakukan saat sedih bertamu ke rumah mu, namun jangan kau menangis di hadapan kehidupan, bersembunyi-lah kau sejauh mungkin hingga kehidupan tidak dapat melihat mu.

Kita ber-kehendak untuk selalu bahagia hingga terkadang lengah terhadap adanya kehendak lain. Apa pun akan kita lakukan untuk mendapat kan kebahagiaan, berbagai taktik dan strategi di buat sangat matang dengan berpijak pada rasionalitas yang telah melembaga untuk menjadi bahagia. Pun, tetap suatu waktu kesedihan akan menyambangi mahluk yang bernama manusia dan sudahkah kita membuat perencanaan menghadapi hal itu? Pelangi tak akan indah jika ia hadir kala matahari bersinar terik. Kehidupan akan lebih eksotis saat susah dan sedih bertandang. Jangan hindari kesedihan, ikuti arusnya berusaha jangan sampai tenggelam, berenang lah sepuasnya. Percaya lah kawan, menikmati pelangi saat badai besar pergi sangat indah, lebih indah dari sekedar memiliki kekasih cantik atau tampan. Nanti, di akhir cerita dari satu episode kisah ini, kita akan tersenyum serta berkata pelan ‘indah dunia’ dan bersiap untuk merangkai kisah berikutnya dengan berbagai warna dan emosional lebih baik lagi.

Asap terakhir ku hembuskan dan teh hangat ku putuskan ajal nya lalu, hati tergelitik bertanya : Apakah kesedihan adalah kebahagiaan sesungguh nya?
Selengkapnya...

Jumat, 31 Juli 2009

Dampak Pemanasan Global : Senjakala Peradaban



Kelaparan akan menjadi hal utama saat Dampak Pemanasan global semakin parah



Gletser Pun Mencair



Tenggelamnya Daratan (Kepulauan Tuvalu)

Dan...









































































Lapisan serta seluruh gletser yang ada di bumi pun terus mencair...

Apakah kita hanya menyaksikan semua ini terjadi???
Selengkapnya...

Kamis, 30 Juli 2009

Sampah Plastik : Sebuah Ancaman Bumi

Kita dan semua orang lainnya tentu sudah tidak asing lagi dengan plastik. Dimana saja dan kapan saja, kita dapat menemukan benda berbahan dasar polimer itu. Kemasan makanan, mainan anak-anak, alat rumah tangga, peralatan kantor dan lain sebagai nya hampir ke-semua-nya dikemas atau berbahan plastik.

Alat tulis, kemasan makanan dan minuman, hingga pada saat membeli gorengan pun, plastik digunakan sebagai wadah pembungkusnya. Percaya atau tidak kehidupan kita dikelilingi oleh benda-benda yang dapat menyatu dengan berbagai jenis bahan pewarna ini. Lihat saja di sekitar dan juga diri kita, mana kah yang lebih banyak benda plastik atau benda-benda non-plastik?

Menggunakan plastik dalam kehidupan sehari-hari adalah hal yang sangat praktis karena selain tidak mudah pecah, tahan lama dan ringan, harga plastik juga relatif murah. Sudah sepantasnya-lah di minati orang banyak termasuk juga industri.

Berbagai kemudahan di berikan oleh plastik kepada setiap orang di zaman modern ini. Kantung plastik misalnya, ia dapat di lipat lalu dapat di masukkan ke dalam saku celana atau tas. Kita tidak perlu lagi membawa keranjang jika ingin pergi berbelanja. Bahkan kantung-kantung plastik itu dibagi kan secara gratis ketika kita membeli sesuatu di toko atau pun supermarket.

Salah satu tanda dari kemajuan zaman sejak ditemukan plastik dalam kehidupan kita tentunya. Namun, pernah kah kita mengetahui seberapa banyak plastik – semua jenis – yang di gunakan dalam kehidupan pribadi sehari-hari. Terpikir kah oleh kita bahwa semua itu akan membawa dampak negatif yang cukup besar bagi keberlangsungan bumi di masa depan? Mungkin kah terbesit bahwa kita memiliki tanggung jawab setiap kali menggunakan satu plastik? Adakah pertanyaan itu muncul?

Sebagian dari kita mungkin telah berfikir untuk mempertanyakan hal yang di sebutkan pada paragraf di atas. Namun sebagian dari kita (dalam jumlah yang besar) terlalu sibuk dengan berbagai aktifitas dan urusan perut nya masing-masing, hingga terkadang enggan atau bahkan malas untuk berfikiran seperti itu.

Selama ini kita mungkin terbuai dengan suguhan tayangan-tayangan serta reklame yang kerap kali menyajikan berbagai hal kemudahan dan status nilai yang didapat. Tanpa di sadari secara tidak langsung kita mengikuti himbauan-himbauan tersebut dan mulai membeli, membeli dan membeli, pada akhirnya kita melupakan hal-hal penting yang ada di sekitar kita: semua barang yang di beli akan berakhir menjadi tumpukan benda-benda usang – sampah.

Sampah Plastik dan lingkungan

Setiap penemuan pasti akan memberikan hal positif dan negatif. Kemudahan tentunya memiliki kelebihan serta kekurangan. Begitulah, kira-kira yang terjadi terhadap plastik. Saat ini dunia mulai mengkhawatirkan akan keberadaan benda tersebut, ke-khawatiran itu muncul akibat dari dampaknya yang di prediksikan dapat menggangu bumi beserta isinya.

Lihat saja apa yang terjadi dengan isi tempat-tempat sampah di sekolah, kampus, kantor bahkan sekitar rumah kita atau bahkan di tempat kalian membaca ini. Hampir sebagian isi tempat sampah itu adalah plastik di bandingkan dengan sampah lainnya. Belum lagi nasib bantaran sungai-sungai yang melintasi daerah tempat tinggal kita jumlah sampah plastik cukup mengkhawatirkan.

Keberadaan sampah plastik yang digunakan oleh kita tiap harinya saat ini sangat lah besar. Diperkirakan sebanyak 500 juta sampai 1 miliar kantong plastik di gunakan di dunia. Sampah-sampah itu jika di bentangkan maka dapat membungkus permukaan bumi. Serta diperkirakan sebanyak 170 kantong plastik dihabiskan oleh setiap orang per tahun.

Sungguh luar biasa dan tidak dapat di percaya akibat dari penggunaan plastik oleh manusia dan industri. Bagaimana tidak, peredaran plastik sudah tidak bisa di bendung. Semua orang bebas menggunakannya dengan semau nya (sekali atau dua kali pakai lalu tidak berguna). Hal itu juga di dorong oleh semakin banyak nya industri khususnya supermarket yang menggunakan plastik sebagai wadah barang belanja-an konsumen nya atau menjadi kemasan produk untuk beberapa industri lainnya.

Lebih dari 17 milyar kantong plastik dibagikan secara gratis oleh supermarket di seluruh dunia setiap tahunnya. Bayangkan dengan jumlah yang di luar batas itu akan berakhir menjadi benda yang tidak berguna dan berbahaya.

Badan Lingkungan PBB memperkirakan bahwa di tahun 2015 dasar perairan Samudera Pasifik akan tertutup sampah plastik yang luasnya dua kali daratan Amerika.Hal ini tentu saja akan berdampak negatif pada rantai makanan. Organisasi Internasional itu juga memperkirakan bahwa jutaan burung laut dan 100 ribu binatang laut mati setiap tahunnya dan ditemukan sejumlah partikel plastik di dalam perutnya, dan ini menjadi ancaman bagi kura-kura leatherback.

Di Indonesia sendiri sebanyak 300 juta kantong plastik di buang tiap tahunnya dan ini akan menyebabkan permasalah baru bagi Indonesia yang sudah memiliki banyak permasalahan di bidang lingkungan.

Perlu diketahui selain membutuhkan waktu 1000 tahun untuk ter-dekomposisi (terurai) secara sempurna oleh tanah, plastik juga tersusun dari polimer. Dalam proses pembuatannya pun, ikut dimasukkan sejenis bahan pelembut (plasticizers) supaya plastik bertekstur licin, lentur dan gampang dibentuk. Tapi kalau plastik dipakai buat bungkus makanan, plasticizers bisa mengkontaminasi makanan. Apalagi kalau makanan yang dibungkus masih panas, contohnya saja pada jenis kantong plastik kresek yang sering di gunakan oleh kita sehari-harinya. Hal in berdampak buruk terhadap kesehatan manusia.

Selain zat tersebut terdapat juga bahan kimia yang berbahaya, yakni Bisphenol A alias BPA. Bahan kimia ini bisa merangsang pertumbuhan sel kanker serta memperbesar risiko keguguran pada ibu hamil. Zat adiktif seperti plasticizers, stabilizer, dan antioksidan dalam waktu kontak yang cukup lama dengan makanan dapat masuk secara bebas ke makanan dan akan menjadi ancaman kanker bagi manusia.

Selain membahayakan bagi mahkluk hidup dan bumi, plastik merupakan produk yang sangat boros. Industri plastik menghabiskan 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya. Ketika sudah terpakai keseluruhan plastik itu akan menjadi sampah yang menumpuk.

Namun dari kesemuanya itu dampak yang ditimbulkan oleh limbah plastik adalah pemanasan global. Sampah plastik jika di biarkan menumpuk akan mengeluarkan gas metana, sekali pun di bakar asap pembakaran tersebut menghasilkan carbon yang lagi-lagi semakin bertambahnya jumlah emisi gas rumah kaca yang ada di atmosfer bumi.

Senakin banyak plastik yang terbuang percuma, bumi semakin panas. Mulai lah dari sekarang atau akan menjadi saksi kehancuran kehidupan di bumi ini. Bijak lah dalam menggunakan plastik.

Sumber : Klik hyperlink
Selengkapnya...

Rabu, 22 Juli 2009

Pemanasan Global : Ancam masa depan manusia

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia... ” ( Q.S Ar Ruum)

Bumi merupakan tempat tinggal yang sempurna bagi manusia dan seluruh mahluk hidup lainnya, Di tempat inilah semua organisme tumbuh dan berkembang biak dari masa ke masa. Suatu ekosistem sempurna yang telah semesta berikan kepada manusia. Keaneka ragaman hayati yang saling bertalian satu sama lain terhampar luas hiasi tiap jengkal permukaan bumi.

Kekayaan akan sumber daya alam sungguh melimpah. Lautan dipenuhi oleh ikan yang tidak akan pernah habis walau ditangkap setiap harinya. Hutan yang terhampar luas berwarna hijau nan permai layaknya permadani raksasa, penuh dengan berbagai manfaat serta berfungsi sebagai paru-paru dunia.

Segala-nya tersedia di tempat kita berdiri sekarang ini, dan manusia hanya tinggal memanfaatkannya dengan penuh tanggung jawab. Sungguh sebuah hasil karya seni yang tidak ternilai harganya. Inilah surga dunia yang patut dijaga serta dilestarikan oleh semua manusia agar terus dapat dimanfaatkan demi kelangsungan hidup umat manusia.

Pemanasan Global

Tidak dapat dibayangkan jika semua yang ada di bumi hancur. Sejuta keindahan dan kekayaan bernilai tinggi tidak dapat kita nikmati lagi. Hijaunya hutan, segar nya udara serta birunya laut dan langit tidak seindah sekarang.

Dapat kah manusia mempertahankan keberlangsungan hidup nya tanpa itu semua? Walau pun saat ini bumi sudah memiliki potensi kehancuran akibat usia bumi yang semakin tua, perang dan bencana alam, namun tanpa pernah kita sadari ancaman bencana terdahsyat sedang mengintai manusia. ia menyeringai bak hewan predator yang akan menerkam mangsa nya setiap saat. Bencana yang mungkin kita sendiri tidak sekalipun berani untuk membayangkannya.

Adalah pemanasan global (global warming) yang sekarang kerap diperbincangkan oleh berbagai kalangan. Bahkan hal ini telah membuat organisasi internasional Perserikatan Bangsa Bangsa membuat konferensi yang khusus membicarakan mengenai hal itu. Lalu sebenarnya apa itu pemanasan global? kenapa sih kian hari semakin banyak orang yang berbicara bumi dan masa depan? dan ada apa dengan pemanasan global, mahluk dari manakah itu?

Pemanasan global merupakan suatu fenomena terjebaknya panas matahari di atmosfer yang dipantulkan kembali oleh bumi ke luar angkasa – yang sebelumnya diserap terlebih dahulu oleh bumi – oleh gas-gas hasil pembakaran (gas rumah kaca) yang berasal dari aktifitas alamiah maupun yang dilakukan oleh manusia (industri, kendaraan bermotor, pembakaran sampah, penebangan hutan). Gas yang dimaksudkan ialah karbondioksida (CO2), klorofloukarbon (CFC), Metana (Mhetane) dan lainnya. Gas-gas inilah yang terlepas secara bebas ke udara dan berkumpul di atmosfer bumi kemudian mengikat panas matahari, hingga membuat suhu rata-rata di permukaan bumi semakin meningkat tiap tahunnya.

Perlu diketahui bahwa bumi kita ini memang memerlukan pemanasan global yang berguna menjaga kehangatan bumi, hingga semua mahkluk hidup dapat tinggal dan tumbuh disini, namun jika hal itu berlebihan maka akan menjadi ancaman besar bagi keberlangsungan hidup semua penghuni yang ada di bumi.

Mendekati Kehancuran

Pemanasan global tidak saja membuat tempat yang kita huni sekarang ini menjadi lebih panas, bencana itu juga menimbulkan efek domino yang luar biasa. Terjadinya perubahan iklim adalah dampak dari pemanasan global hingga menyebabkan perubahan terhadap musim, curah hujan, penggurunan (desertification), mencairnya lapisan es yang menyebabkan kenaikan muka air laut, peningkatan penyakit tropis (malaria, kolera), kehancuran keragaman hayati, dan terjadinya krisis pangan.

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh panel antar pemerintah untuk perubahan iklim (IPCC) tahun 2007 menyebut kan, bahwa sepanjang kurun waktu 100 tahun (1906-2005) suhu rata-rata permukaan bumi meningkat sebesar 0.740 C. Kenaikan temperatur tersebut lebih besar dari pengamatan suhu pada kurun waktu tahun 1901-2000 yang hanya sebesar 0,60 C (IPCC Fourth Assesment Report, Climate Change 2007 : Synthesis Report).

Kenaikan suhu rata-rata permukaan bumi itu pun sekaligus membuat lapisan es di laut arctic mencair. Melalui pengamatan yang dilakukan oleh IPCC lewat satelit sejak tahun 1978, menunjukkan bahwa telah terjadi nya pengurangan lapisan es di laut arctic sebesar 2.7% per dekade dan menjadi lebih besar 7,4% per dekade ketika musim panas tiba. Dengan mencairnya lapisan es menyebabkan kenaikan muka air laut sebesar 1,8 mm per-tahunnya sejak tahun 1961 dan semakin meningkat menjadi 3,1 mm per-tahunnya sejak tahun 1993.

Berdasar kan hasil laporan IPCC tersebut, dapat dilihat bahwa dengan semakin meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi menyebabkan terganggunya sistem alam secara global baik di daratan maupun di lautan. Hal ini bukan isapan jempol belaka atau bahkan sebuah gurau-an yang sangat memaksa. Lihat saja bagaimana kepulauan Vanuatu, di daerah pasifik dimana sebagian pulau yang di huni oleh masyarakat mengalami bencana banjir akibat pasangnya air laut, hal serupa juga di alami oleh Negara kepulauan Kiribati yang telah kehilangan beberapa pulau-pulau kecilnya.

Lalu bagaimana dengan Indonesia, apakah akan mengalami nasib yang sama seperti dua Negara kepulauan itu? berdasarkan hasil penelitian yang di publikasikan oleh jurnal Environment and Urbanization, London, menyebutkan bahwa dua per tiga kota-kota besar di dunia akan terancam dampak pemanasan global, akibat kenaikan muka air laut, Jakarta salah satu nya karena 70 % wilayah-nya berada di kawasan pantai berelevasi rendah (Tempo Interaktif, 28 Maret 2007). Indonesia juga mengalami kenaikan suhu yang cukup signifikan sebesar 0,3 derajat celcius sejak tahun 1990 dan naik lagi ke angka tertinggi tahun 1998 yaitu di atas 1 derajat Celcius di atas suhu rata-rata tahun 1961-1990. bahkan di perkirakan Indonesia akan kehilangan 2000 pulau nya dan kenaikan muka air laut tidak hanya mengancam daerah pesisir namun juga kawasan perkotaan.

Penduduk di beberapa desa Kepulauan Raja Ampat, Papua juga sudah merasakan berubahnya garis pantai yang semakin masuk ke darat setidak nya 10 meter dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, serta semakin luasnya intrusi air laut ke air tanah(Nurani Soyomukti: Memahami Filsafat Cinta, Jakarta 2008). Hal ini memaksa penduduk setempat untuk mencari lokasi tempat tinggal baru. Tidak hanya itu, pemanasan global juga menjadi ancaman terhadap hewan dan tumbuhan.

Epilog

Usia bumi yang semakin tua serta telah mengalami berbagai kerusakan di setiap sisi nya akan mempercepat laju proses kehancuran planet yang sekarang menjadi tempat tinggal kita. Ini sekaligus menjadi ancaman terhadap keberlangsungan hidup ras manusia, khusus nya generasi muda yang merupakan penerus dari suatu bangsa di dunia. Parah nya, perusakan itu dilakukan oleh mereka yang memandang bahwa alam sebagai suatu sarana yang dapat di ekploitasi. Sebagai objek penguasaan (Franz Magnis Suseno: Berfilsafat Dari Konteks, Jakarta 1999).Dengan kata lain bahwa alam di pandang hanya sekedar alat pemenuhan kebutuhan hidup manusia: atas nama kemaslahatan manusia.

Pandangan seperti itu juga sangat dipengaruhi oleh sistem ekonomi kapitalisme yang mendasarkan pada laba semata. Semakin besar nya laba, maka suatu perusahaan akan tetap ada dan bertahan di tengah persaingan bebas. Kesadaran akan tanggung jawab terhadap alam bagi mereka penganut sistem tersebut di kesampingkan. Lihat saja apa yang telah dilakukan oleh para pemilik modal itu ketika mereka telah menghisap secara besar-besaran terhadap sumber daya alam hingga menyebabkan kerusakan lingkungan yang sangat parah: tidak ada. Alih-alih sudah melakukan penanaman sejuta pohon di bekas kawasan hutan yang telah di babat habis misalnya, apakah itu merupakan bentuk tanggung jawab Corporate Social Responsibility (CSR). Sementara pembukaan hutan sebagai lahan-lahan baru penghasil keuntungan terus terjadi secara luas, atau dengan melakukan cek kesehatan terhadap masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tambang, kimia dan lainnya sudah dapat dikatakan bertanggung jawab terhadap alam dan manusia., meskipun hasil pembuangan limbahnya tetap berjalan mencemari air serta udara yang selama ini sangat di butuhkan oleh warga sekitar. Inikah sebuah bentuk tanggung jawab?

Bumi, memang suatu saat nanti akan hancur (setidak nya itu yang dijelaskan semua agama yang ada di dunia) namun setidak nya kita, manusia., meski sebagai pusat tidak sepantasnya memandang alam hanya sebagai sarana yang berguna bagi manusia, namun alam dilihat sebagai sesuatu hal yang memiliki nilai nya sendiri (Franz Magnis. S, Jakarta 1999).

Manusia mempunyai tanggung jawab terhadap semua yang ada di sekitar nya, dan dengan melakukan sesuatu hal kecil untuk menyelamat kan alam, kita sudah memberikan kesempatan bagi kaum muda, serta mahluk hidup lainnya dan diri sendiri untuk tetap ada dan hidup di muka bumi. Jadi bergerak sekarang atau hanya menjadi saksi hancur nya sebuah peradaban.
Selengkapnya...

Selasa, 07 Juli 2009

Sekeping yang lain : sebuah keliaran

"Aku berkaca melihat refleksi aku diantara dua cermin di depan dan belakang ku"

Sekarang keheningan-lah yang berbicara kala kita berjumpa hari ini, di ruang ini. Kita terdiam tak ingin mengeluarkan sepatah kata, meski itu hanya sebuah kalimat menyapa. Kedua bola mata kita hanya saling menatap, menusuk satu sama lain. Menyelidik, heran, curiga, benci, berloncatan dari sorot mata kami berdua.

Cukup lama kita saling memandang dan kita tidak sama sekali bersentuhan bahkan berbincang sekali pun sepertinya enggan. Entah, apa yang telah terjadi dengan kita, mengapa selalu saja seperti ini. Aku menemui, menatap mu. lalu diam. Tak bergeming. Mungkin aku melakukan kesalahan besar terhadap mu atau mungkin sebaliknya, entah. Kita pernah bersama, dibawah redupnya temaram senja di sana, tapi kemudian aku menjauh, mencoba memberikan sedikit ruang untuk kepala menerjemahkan ini semua. Dan kau pun pergi bersama bayang yang sedikit pun tak berwajah. Pun begitu, aku mengejar redup cahaya lain, di ujung lorong malam. Masing-masing dari kita meributkan itu. Mungkin.

Namun kali ini aku tidak ingin membicarakan salah dan benar dengan mu, aku ingin berbicara mengenai ruang. Ruang yang benar-benar ruang. Ruang dimana kita pernah mencoba mewujudkan sedikit mimpi-mimpi kita, ruang tempat biasa Aku dan Kamu berkelakar. Ruang tempat canda tawa serta gelak yang mendatangkan pelangi kala awan hitam menggelayut di langit sana. Ruang yang berdebu dan hanya sesekali di bersihkan, ruang yang penuh dengan mahkluk-mahkluk bersih serta jorok. Ruang tempat bersemayam nya puntung rokok serta berbagai benda usang, ruang tempat kita dapat menyimpan rahasia. Ruang dimana terdapatnya rahasia pribadi tidak menjadi rahasia umum. Lalu mungkin kau akan bertanya. Mengapa harus ruang? Memang nya kau dan aku tidak bisa berbincang hal lain di sini, dalam ruang ini? Benar sayang, kita bisa saja berbincang bahkan terbahak sesuka hati. Namun, aku merasakan ada yang berbeda saat ini. Tidak kah kau merasakan nya juga? Pernahkah kau bertanya apakah ruang tempat kita berada sekarang ini benar-benar nyata? Apakah perasaan yang kita rasakan benar, di dalam ruang ini?

Mungkin ruang itu masih ada, di mana ruang privat terlindungi dan ruang publik masih terdapat jarak. Tapi, ruang yang ku maksud itu sedikit demi sedikit mulai terkikis tergantikan dengan ruang-ruang superfisial yang lahir dari rahim kemajuan zaman. Berbagai simbol hadir di setiap sendi-sendi kehidupan dan di topang dengan penggunaan teknologi tinggi yang mengalir deras tanpa halangan. Menggeser ruang lingkup pikir banyak orang. Aku melihat, maka aku ada. Itu lah yang terjadi sekarang ini. Simbol/tanda itu memaksa kita untuk menjadi sesuatu yang jauh dari sesungguhnya. Memaksa kita untuk selalu menampilkan beragam gemerlap di seluruh bagian tubuh ini. Memaksa selalu menjadi necis dan berpenampilan maksimal di setiap tempat. Melahir kan diri sebagai pusat tontonan layaknya sebuah televisi. Pudarnya ide dan kreativitas. Lunturnya ke-otentikan manusia. Semakin banyak simbol/tanda semakin membuat aku dan kamu menjadi bingung, atas apa yang kita inginkan. Saat ini aku memang rindu dengan mu, lalu kemudian aku berfikir ulang kembali, apakah ini benar-benar rindu yang lahir dari sifat alamiah ku sebagai manusia, atau hanya hasil dari tayangan serta simbol/tanda yang selama ini hadir dan terlihat jelas? Maaf jika aku ragu, namun semua telah dipadati oleh berbagai simbol/tanda yang mengarahkan kita pada sesuatu yang entah dimana ujungnya. Kita pun terhanyut, terlena, terbiasa, mencandu.

Aku merindukan mu, benar merindukan mu. Sedikit berharap dapat bertemu kembali dengan perbincangan menarik di ruang yang sebenar-benar nya ruang. Ruang yang memiliki batas riil dan tidak riil. Ruang dimana aku bisa merasakan keajaiban saat melihat senyum manis, tawa renyah serta kesedihan mu. Ruang yang tidak membuat ku menjadi linglung atas apa yang sebenar-nya ku inginkan. Maaf, aku berlaku tidak sopan datang tanpa permisi, masuk begitu saja karena memang ruang ini menghilangkan tata kerama dan semua tingkah laku santun. Pun, seperti biasa aku hanya melihat laman jejaring sosial mu malam ini, dan tidak meninggalkan jejak rangkaian kalimat-kalimat di wall-mu untuk sekedar menyapa. Karena aku bingung apakah kamu benar ada atau tidak begitu pun sebaliknya.
Selengkapnya...

Sabtu, 13 Juni 2009

Keindahan Pagi

Matahari belum lah beranjak tinggi, semilir sejuk angin segar berhembus membelai kehidupan pagi ini. Riuh redam suara terdengar sesayup mengunjungi telinga. Warman baru saja terbangun setelah semalaman kencani bulan dan bintang yang menggelayut di angkasa. Lingkar matanya sedikit berwarna hitam, mukanya tak bergairah. Pun akhirnya ia membasuh wajahnya untuk mengembalikan kesegaran dan menghilangkan sisa mimpi semalam.

Segelas air putih di reguk-nya, tak lama berselang sebatang rokok di sulutnya. Belum juga ia merasakan kenikmatan pagi dan hangatnya senyum si raja siang, bagai seekor kucing liar, telinganya menangkap suara orang berteriak menggunakan microphone. Dengan berhati-hati warman mulai mendengarkan suara itu dan mata nya pun membelalak! ke-sayu-an yang sejak tadi menggelayut manja di mata Warman hilang seketika terbawa suara dari luar sana.

“…bagi seluruh warga sekitar yang ingin memeriksakan dirinya silahkan datang segera ke lokasi pengobatan gratis di lapangan Rt. 25/07…acara pengobatan gratis ini di selenggarakan oleh pasangan Josef-winarto…pastikan No.99 untuk masa depan negeri ini…”

Kalimat itu didengungkan berulang kali. Warman kontan menghambur keluar rumah. Wajahnya mulai memerah, matanya makin terbelalak melihat orang berseragam hitam yang dipadu dengan warna oranye serta merah. Orang itu sungguh bersemangat memberikan pengumuman dengan kalimat-kalimat yang sama.

Warman mematung memperhatikan drama kebaikan tersebut, pikirannya tak tentu arah melihat pertunjukan yang tak di pungut biaya sepeser pun.

“…Demi Indonesia tercinta…” Gumam Warman dalam hati membaca spanduk yang menjadi hiasan acara tersebut. Pengobatan gratis!? Baru kali ini di daerah rumahnya diadakan kegiatan seperti itu. Seluruh warga perumahan ini termasuk golongan menengah ke atas. Kenapa harus Gratis? Memangnya di sini daerah tertinggal atau daerah terlantar.

Dan kenapa baru saat-saat mendekati pemilihan umum banyak sekali manusia yang ingin berbuat kebajikan demi manusia lainnya, yang diadakan secara meriah bahkan ada yang sampai mengundang media massa!? Warman tetap mematung. Ia lupa rokok yang terselip diantara jemarinya mulai memendek termakan bara. Pikirannya loncat dari satu peristiwa ke peristiwa lainnya. Tragedi Lumpur, penggusuran paksa, bencana danau, kasus orang hilang, kemiskinan, tragedi mal nutrisi, tragedi…bencana…kebobrokan negeri…terus melintas cepat di kepala Warman.

Matahari pagi pun semakin terik, perlahan kesejukan sirna keramaian sedikit demi sedikit berganti kesunyian…alunan musik tentang tanah air ini mengalun. Lirih kan hati sesakkan dada. Pengobatan gratis tidak disini tempatnya dan dilaksanakan bukan berdasarkan momentum apapun atau mengharapkan pamrih dari mereka yang datang. Tapi kegiatan itu semestinya berkelanjutan di seluruh pelosok negeri yang membutuhkannya bukan di perkotaan atau perumahan yang tingkat ekonomi masyarakatnya tergolong mampu.

“…disana tempat lahir beta, di buai dibesarkan bunda, tempat berlindung di hari tua…sampai akhir menutup mata…”

Sebuah komposisi yang sangat pas dari pentas drama kebajikan manusia. Semua orang larut pada pertunjukan itu. Mereka lupa, lupa bahwa seharusnya itu semua bukan untuk dinikmati. Warman, masih berdiri menatap kosong. Matanya kembali sayu, merah di raut wajahnya pudar. Hampa, lelah, resah saat sadar Ia tidak berbuat apapun disini untuk tanah dan bangsa ini. Ia hanya butiran pasir yang berserakan dan tidak tahu akan sesuatu.

Warman merasa hanya seorang anak muda di belantara masa kini yang bodoh. Namun, kini dirinya tahu bahwa tak ada sesuatu apapun yang benar-benar gratis (bebas biaya) tulus. Kebajikan hanya ada dalam dongeng pengantar tidur. Hati hanya sebuah benda usang warisan budaya dunia yang lampau dan tersimpan rapih entah dimana. Ini wajah dunia bagi Warman.


Bekasi, Juni 2009
Selengkapnya...

Sabtu, 25 April 2009

Ingin Tahu...

Kau tak akan pernah tahu sebelum menekan ini.... Selengkapnya...

Susuri...

Menapaki halaman gedung stadhuis Susuri tembok-tembok tua
Mengendus Harmoni-Sarinah Mengamati riuh nya sabang
Menatap malam di semanggi Bisingnya640 melaju pelan, mencari penumpang

Simpang kalibata ku sapa dan bertanya : Kamu di mana?
Selengkapnya...

Selasa, 14 April 2009

Maaf dan lepaskan-lah

Ketika kau menyentuh. percuma. Sebarapa pun kuat engkau memegang, hanya tersisa lelah yang tersisa. Mungkin akan ada kecewa, luka, dan air mata yang terjatuh. Semakin erat kau mengikat ku, semakin banyak keringat mengucur. Percuma, aku akan terus melaju. Maka sentuh lah ini. dan kau kan mengerti...maaf... Selengkapnya...

Tanjung pasir - Untung Jawa

Perut Menjadi Mual Selengkapnya...

Sabtu, 11 April 2009

Terbang Tinggi Melayang...

Melayang Maaf Nona, malam ini saya terbang tinggi... Selengkapnya...

Semua Terjadi Begitu Cepat, Nona!

semua terjadi begitu cepat Selengkapnya...

Selasa, 31 Maret 2009

Satu Dunia Untuk Mereka

Angin malam berhembus malas. Kerlip bintang yang menggantung diantara pekatnya warna hitam, cahayanya sangat lemah. Ke-eksotisan sang bulan pun tidak bisa dinikmati berlama-lama. Orkestra binatang malam kini tak terdengar lagi. Seolah teater tempat biasa mereka berdendang hilang ditelan bumi. Kini udara malam sungguh terasa berbeda. Dinginnya, perlahan semakin hilang hanya kelembapan yang menyisakan pengap. Kesan malam yang sunyi, kelam atau bahkan suram sudah tidak ada lagi. Semua terganti, atau lebih tepatnya tersingkirkan secara paksa oleh laju pembangunan yang menjadi ladang subur tumbuhnya gedung-gedung tinggi. Juga kendaraan bermotor yang hanya membuat jalan-jalan di kota ini macet dan penuh polusi. Bising, hanya itu yang tersisa dari pekatnya malam. Ya… kota ini perlahan berganti rupa menjadi sesuatu yang menurut ku abstrak. Tidak jelas. Sesuatu yang hanya menghasilkan benturan sosial. Sesuatu yang dapat membuat orang lupa terhadap diri dan sesamanya, bahkan sampai melupakan bahwa mereka telah kehilangan hal terpenting dalam diri mereka. Malam merangkak semakin tua. Jalanan belum juga kering dari sisa hujan hari ini. Halte bus dan trotoar belumlah sepi. Orang-orang memadati pinggiran jalan di pusat bisnis. Pun, kendaraan bermotor masih berdiri mengantri di atas aspal hitam. Bunyi klakson nya memekikkan telinga. Semua ingin lebih dulu. Semua ingin haknya didahulukan tanpa pernah melihat bahwa ada yang melebihi dari hak pribadi mereka. Perubahan ini memang benar-benar mengikis semuanya. Perburuan akan harta dan mimpi-mimpi yang dijanjikan masa baru ini merasuki, bahkan hal itu mengalir disetiap darah semua orang. Semua ingin kaya, semua ingin berkuasa, semua ingin yang terbaik bagi dirinya. Namun, menurutku bukan berarti harus mengesampingkan kepedulian kita terhadap sesama. pun, bukan berarti memikirkan diri sendiri. Cih, hakikat kita sebagai manusia perlahan terkikis. Dimana hati? Dimana engkau bersembunyi? Teriak ku melirih, melihat pentas drama manusia yang kian hari, tingkah serta pola pikirnya semakin aneh. Pemujaan terhadap merk, pemuasan akan hasrat yang berlebihan, pengejaran status melalui kebendaan, konsumsi junk food yang menjadi tren dikalangan anak muda dan berbagai tingkah kebodohan lainnya, membuat diri ini muak dan ingin muntah. Inikah abad modernisasi? Inikah kemajuan? Sekali lagi aku hanya bisa bertanya pada diri sendiri. Lalu, bagaimana dengan kalian? Apakah merasakan hal yang sama dengan ku ketika melihat ini semua? Jika tidak cobalah sesekali pergi melihat-lihat kota ini, yang penuh dengan mal-mal megah dengan isi nya? Kemudian sejenak pikirkan apakah ini sangat kita butuhkan? atau pernahkah terpikirkan oleh kalian seberapa besarkah manfaat yang diberikan oleh teknologi bernama hand phone dengan berbagai jenis ukuran pixel warna yang tinggi serta fitur-fiturnya yang semakin canggih, hingga harus menggantinya tiap kali keluar model baru dari produk tersebut? Di sini lah di atas tanah ini, kuku-kuku industri yang selalu mencari keuntungan dengan merubah pola pikir dan budaya hidup umat manusia hadir bagai banjir bah yang tak bisa di hindari. Mereka ada di sekililing kita di segala aspek. Ekonomi, budaya, politik, sosial bahkan agama perlahan namun pasti menjadi komoditas untuk mendatangkan keuntungan. Lihat beberapa waktu lalu dimana shalawat di jual lewat telepon genggam, bahkan ayat-ayat kitab suci di perdagangkan kala mendekati hari-hari besar keagamaan. Iklan dimana-mana, dan tanpa pernah di sadari kita hidup dan besar dalam sebuah slogan dan merk-merk hasil rekayasa manusia. Kemajuan dunia informasi dan telekomunikasi perlahan menggerus budaya silaturrahmi, budaya saling mengunjungi, saling menjenguk terganti kan oleh deretan-deretan kalimat di layar kaca di depan anda sekarang. Entah tampaknya semakin banyak orang yang suka dengan ucapan-ucapan melalui surat elektronik, pesan singkat, berbincang di yahoo, face book dan lain-lain sehingga membuat orang menjadi antusias bersosialisasi di dunia maya yang kian hari semakin terpisah dari realitas sesungguhnya. Pun, menjadikannya seolah menjadi dunia yang benar-benar nyata. Langit pun semakin menghitam. Bintang-bintang enggan bersinar terang. Saya pun semakin terjebak dalam dunia ini, larut sekaligus turut menghanyutkan diri ke dalam samudera luas haru biru kehidupan yang kini terlihat tanpa batasan. Kita berdiri, dan beraktivitas di dalam satu bingkai besar para pemilik modal yang menempatkan kita sebagai mesin-mesin pembuat keuntungan mereka yang tak perduli atas apa pun, kecuali untung.

Selengkapnya...

Rabu, 25 Maret 2009

Huru-hara hati dan kepala

Jalan-jalan begitu sepi. Angin sejuk bertiup perlahan membelai setiap benda yang terhampar di tanah ini. sesekali deru mesin kendaraan bermotor menjerit kencang lalu perlahan menghilang di kejauhan. Satu persatu bentuk kehidupan di mulai. Pedagang baru saja menggelar dagangannya, para perempuan yang bersuami mulai bersolek dan membawa tas jinjing plastik berbagai rupa dan warna nya. Gelak tawa ceria anak-anak sesapu menghiasi sela-sela udara. Kegembiraan, itu yang mereka rasakan meski tanpa mainan yang lahir dari rahim modernitas dan dapat membuat anak-anak lupa untuk bermain dengan teman-teman sebayanya serta menikmati betapa indahnya masa kecil. Hari indah baru saja di mulai, ia menggeliat bebas ke segala arah meyapa semua mahkluk hidup tanpa memandang status kaya atau miskin, buruk atau bagus, lelaki atau perempuan, dan sebagainya. Ia akan terus ada memberi semangat bagi mereka yang selalu mencintai segala bentuk kehidupan, selama semua manusia sadar indah dunia akan terwujud, bila di kepala tetap terpatri bahwa kita adalah sama : mahluk ringkih yang bernama manusia. ...gesekan daun kelapa, kicau burung, hembusan angin, buih putih, sinar matahari. Sunyi, sepi…sendiri… Tenang dan damai atmosfer itu yang kini menyelubungi pesisir yang selalu ramai dengan riuh redam ombak dengan segala erotisme nya. Andai dunia dapat merasakan hal seperti ini, andai dunia jauh dari keserakahan, tak mengenal kemiskinan, jauh dari kesengsaraan yang muncul karena kita selalu haus untuk memiliki akan sesuatu, mungkin dunia akan seperti sekarang ini, di sini jauh dari itu semua. Namun entah apa yang akan terjadi bila kebejadan dunia datang memeluk tempat ini yang mengatasnamakan pembangunan, serta kesejahteraaan rakyat, namun hanya ingin mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari keindahan disini tanpa pernah memperhatikan dampaknya. Pagi masih begitu muda gelak tawa terus menyambangi telinga. Badan serasa begitu letih, kepala bagai di tindih batu karang yang besar, berat, sungguh menyakitkan. Tatapan mata sayu memandang ke hamparan pasir yang berikan sedikit rasa hangat di sela-sela jemari kaki. Angan terus melayang tak beraturan, huru-hara di kepala sisa semalam belum juga hilang. Ya, malam tadi bersama bulan dan bintang kita bertemu, saling merangkul, memeluk, sungguh mesra. Kita berbincang tentang banyak hal. Kehidupan, kegembiraan, kebobrokan negara, perempuan, cinta dan banyak lagi. Kita tertawa, bersulang, berteriak, berlari, berkejaran dengan air. Ya, semalam terbang melayang menyentuh bintang berkencan dengan bulan, sungguh terlihat sempurna. Ah…andai dapat ku bagi rasa ini kawan. Rasa yang membuat ku selalu merasa hidup, rasa yang mungkin dapat membuat keramaian menjadi tak berguna dan akhirnya musnah. Benda ini, alcohol murahan membawa ku berjalan susuri labirin yang baru saja ku buat dengan pasir. Aku tersesat tak tahu jalan pulang. Wajah-wajah itu pun datang silih berganti beri senyuman, satu persatu masa lalu muncul bagai banjir bah menerjang tubuh, masuk ke mata menembus barikade di kepala, ia mendobrak menyelusup ke saluran darah hingga memaksa jantung ini memompa lebih kencang lagi agar setiap bagian yang ada di tubuh ini merasakannya. Lalu…banjir bah itu perlahan mereda, arusnya semakin melemah ia menyisakan lumpur kerinduan yang lengket dan mengendap jauh di hati. Sepi… Sunyi… Dingin… Bergerak dengan lembut, perlahan namun pasti mata mulai tertutup otak berhenti bekerja, dan hati pun bertanya apa kabar Bekasi, masihkah kalian tetap seperti waktu dahulu bergembira dengan kegilaannya? Apa kabar Melati, masihkah penuh dengan berbagai gelak canda tawa dan obrolan yang membuat ku berfikir? Hey Bintaro apakah kau masih sibuk dengan berbagai benda-benda terbaru? Hmmm…Pondok kopi ku dengar ada mahluk polos dan lugu di sana sekarang. Baik-baik sajakah kalian? Sukapura!, tetapkah dengan panasnya, lalu lalang angkot serta hilir mudik buruh yang selalu ramai kala pagi dan sore hari? Lalu bagaimana dengan cimandiri masihkah kalian dengan euphoria aktivisme? Hey-ho! Kalian mahkluk-mahkluk merah yang tersebar di pelosok Jakarta dan Bandung, masihkah tetap bersemangat dan penuh keyakinan untuk membuat dunia yang lebih baik lagi? Dan kamu, ya kamu yang mungkin membaca ini apa kabar nya?, ingin rasanya berbincang kembali… Mungkin aku lalai, mungkin lupa atas rutinitas yang penuh dengan retorika dan hanya berjalan ditempat. Namun pagi ini bersama pasir ku cumbui ombak berharap semua terhanyut terbawa arus ke laut lepas dan sadar bahwa semua pasti mengalami hal semacam ini. Apa yang terjadi mungkin menurut kalian adalah hal remeh, tapi ini membuat kita tetap bersemangat untuk terus bertarung di belantara kehidupan yang sering hadirkan luka. Selalu mengingatkan bahwa di lain tempat ada orang-orang yang mengendap jauh di dasar hati. Aku hanya ingin merindukan… Selamat pagi semua! Matahari tersenyum dengan manis. Ayo bangun!!!.
Selengkapnya...

Senin, 23 Maret 2009

Gegap gempita pesta poria rakyat : Hati-hati saat memilih!

Pemilihan umum (pemilu) adalah pesta rakyat yang selama ini selalu di tunggu dan dibanggakan oleh para penyelenggara negeri ini. Demokrasi! Itu kata mereka yang mengambil keuntungan dari kalimat tersebut. Dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat. Benar bahwasanya pemerintah berasal dari itu semua dan artinya penggerak negeri ini pun sudah seharusnya mengabdikan dirinya tanpa mengharapkan sesuatu dari pekerjaannya, tulus. Sudah sepantasnya-lah mereka membela kepentingan dan berpihak kepada masyarakat. Pun, seharusnya mereka menjalankan tanggung jawabnya: menyalurkan semua bentuk aspirasi orang-orang (baca: rakyat) yang telah memilih mereka. Hmmmm…rupanya hal-hal itu adalah bentuk ideal dari sistem di negeri ini, dan sebuah harapan yang mungkin butuh usaha keras untuk mewujudkannya tidak hanya dilakukan oleh segelintir orang tapi juga oleh seluruh warga negara di negeri ini.

Bosan dan muak itu lah yang sekarang terasa di dada. Bagaimana tidak, mendekati pemilu begitu banyak orang-orang baru dan lama berbondong-bondong turun ke sawah, desa, laut, perumahan kumuh, membagi-bagikan sembako dan berbagai hal lainnya. Semua itu dilakukan hanya untuk mencari dan mendapatkan simpati, cinta dan image baik di mata rakyat agar nanti menjadi juara pada pemilihan tahun ini. Parahnya yang dilakukan oleh para pencari pekerjaan tersebut (baca: para caleg, capres, dan parpol) dalam mempromosikan visi-misinya sekarang menaruh iklannya di media massa. Lihat televisi dan koran betapa senangnya mereka menjejali kepala kita dengan janji-janji yang belum tentu terwujud setelah mereka menduduki tampuk kekuasaan.

Cih, betapa mirisnya kondisi di tanah ini, rakyat selalu di bodohi dan di bohongi. Pembodohan massal itu yang terjadi sekarang. Rakyat selalu di buat berharap dan percaya dengan janji-janji manis lewat iklan yang selalu hadir dimanapun kita berada tanpa ampun, hingga lupa untuk bertanya-tanya latar belakang dari para peserta pemilu, dari mana dukungan dana kampanye mereka, bagaimana riwayat hidup serta pekerjaannya sebelumnya. Adakah wacana itu kini semakin berkembang di masyarakat? Tentu saja ada namun, itu hanya berkembang di tingkatan para intelektual, pengamat politisi, atau mungkin komisi pemilihan umum (KPU) tapi di tataran akar rumput adakah itu semua berkembang?. Bahkan saya pernah iseng bertanya kepada tukang becak mengenai hal-hal itu dan si tukang becak hanya menjawab : “Kalo saya mas yang penting dapur bisa terus ngepul. Kalo soal politik-politikan bukan urusan saya, itu udah ada yang ngurusin, kalo nyoblos ya tinggal nyoblos”. Cukup mengejutkan memang mendengar jawaban seperti itu dan mulai berfikir apakah semua masyarakat sebagian besar sekarang ini mempunyai fikiran seperti si tukang becak itu atau mungkin lebih parahnya mereka tidak mau dibilang mempunyai pola fikir seperti si tukang becak tersebut dan hanya berkomentar tanpa pernah mau melakukan tindakan yang sederhana namun cukup nyata: bertukar pikiran dengan mereka yang memang buta mengenai persoalan di negara ini, misalnya.

Kampanye yang dilakukan oleh para peserta pemilu tidak hanya memberikan janji-janji manis kepada rakyat tetapi juga sudah merusak keindahan pandangan mata, lihat saja seluruh sudut daerah dari desa sampai kota, dari laut hingga sawah semua penuh dengan poster, pamflet, dan baliho besar terpasang. Di pinggir-pinggir jalan, jembatan, tembok-tembok rumah bahkan pohon-pohon yang bertebaran di jalan menjadi sasaran untuk mempromosikan visi dan misi mereka. Dan yang membuat semakin ingin muntah ketika berita-berita yang disajikan semua tentang perkembangan pemilu yang menitik beratkan pada kampanye-nya saja sedangkan porsi untuk berita-berita lain mengenai kasus korupsi, kemiskinan, kerusakan lingkungan dan lain sebagainya menjadi berkurang. Pun akhirnya apa yang bisa kita lakukan adalah mengelus dada melihat dagelan yang di suguhkan dengan manis itu. Gegap gempita, pesta poria rakyat Indonesia yang disebut-sebut sebagai bentuk terwujudnya demokrasi itu sebentar lagi, semua orang disarankan agar memilih dan katanya suara kita menentukan nasib bangsa. Benar adanya kita yang menentukan nasib bangsa, namun bagaimana jika suara kita mengarahkan bangsa ini kepada kondisi yang tidak berubah, mengalami stagnansi akut, memapankan status quo, atau bahkan lebih parah suara kita memenangkan orang-orang yang tidak memiliki tanggung jawab kepada tugasnya alias memberikan amanat rakyat kepada mereka yang memandang posisi di gedung wakil rakyat sebagai lahan pekerjaan. Jadi, suara kita menentukan nasib bangsa?
Selengkapnya...

Rabu, 11 Maret 2009

Bukan Waktunya Bercinta

Hmmmm...ada apa ini? Pertanyaan itu yang spontan keluar saat melihat sebuah iklan di media masa. Iklan atau tayangan advertising itu membuat diri ini semakin muak dan ingin muntah. Lihat, berapa banyak tayangan yang disuguhkan secara lezat dan penuh fantasi oleh media massa khususnya televisi, tanpa pernah kita sadari telah merasuk ke dalam otak dan perilaku kita. Banyak orang yang berbondong-bondong membeli berbagai produk yang di promosikan di majalah, koran, dan televisi tanpa pernah mereka sadari seberapa penting produk-produk tersebut bagi keperluan pribadinya. Namun yang lebih menyebalkannya adalah semakin banyaknya iklan/promosi dari berbagi partai politik menjelang pemilu di tahun ini. Tidak hanya itu, iklan tersebut selalu ditayangkan secara berulang kali dan ini adalah jurus jitu untuk mencuci otak kita agar selalu ingat dan parahnya akan memilih partai tersebut tanpa mengetahui latar belakang atau track record-nya. Pembodohan! itu benar adanya. Kita sebagai warga negra “yang katanya dicintai” dipaksa untuk memilih parpol, capres, caleg dsb di pesta yang katanya pesta rakyat itu. Umbar janji dalam setia penayangannya tidak memberikan manfaat bagi mayarakat luas. Tayangan debat politik yang menyangkut hal itu pun hanya menambah kebingungan masyarakat. Sadarkah? Kita dibuat dalam satu skenario besar untuk melanggengkan dan memapankan status quo para badut-badut lucu yang berperut besar dan berhidung merah di negara ini. Kekuasaan dan kekayaan itulah yang mereka inginkan.

Mungkin benar kata seorang teman yang kini entah berada dimana dalam sebuah catatan pribadinya, bahwa musuh utama dari itu semua adalah para pemesan, yang punya duwit, punya kuasa, tetapi tidak punya harga diri dan iba. Merekalah musuh yang sesungguhnya. Ironis, selama ini kita selalu menyoroti para parpol, caleg dan hal-hal lain yang berbau pemilu serta pejabat di negeri ini yang selalu saja membuat rakyat susah dan semakin merana tanpa pernah (mungkin) tidak berani membongkar ada apa di balik selimut tebal kehangatan pesto poria (sekali lagi) katanya pestanya rakyat. Ya, kita telah terlelap dalam gegap gempita masa muda yang penuh suka cita, hura-hura, serta masa-masa indah bercinta. Mungkin ini saat yang tepat teman, sahabat, kekasih untuk kita sedikit memberikan waktu sejenak kepada kepala kita untuk melihat kembali ke masa lalu dari masing-masing kita, dan bertanya : apa yang telah kita perbuat sebagai mahluk sosial? Dan mungkin sekarang saya berkata kepada semua teman sebaya sudah saatnya berkata : “Sekarang bukan waktunya bercinta!!!”

Selengkapnya...

Selasa, 27 Januari 2009

senyum mu itu menempel di kepala
matamu bahkan menusuk mata ku
wajah mu tak mau lepas dari ingatan,
hilang duka lara, walau ini hanya sementara
ingin sekali bertemu dan menyapa
namun lidah ini kaku terasa
hingga merubah semua menjadi aneh di dada
tak mungkin badai terus terjadi dan tak mungkin pelangi kan selalu datang setiap hari
selamat malam, mimpi yang indah
tidur lah dalam buaian kenikmatan kasih sayang
semoga malam ini bulan dan bintang berikan kehangatan lewat sinarnya yang tertutup awan
Cikini, 2009
Selengkapnya...

Anda dimana? (2)

Selama ini anda ku cari

Selama ini pula hanya tapak yang tersisa dalam guratan ingatan

ya…ingatan yang hadirkan sesak

Selama ini anda ku cari…

Padang rumput, rimba maya tiada jua kau ku temukan

hanya wangi tubuh tercium diantara hembusan angin

Bekasi, 2008

Selengkapnya...

Malam

malam biar menjadi malam

gelap dan kelamnya hadirkan sejuta indah

sepi….sunyi…merayap diantara tumpukan lendir…

lendir yang hadirkan muak dan ingin muntah…

malam akan tetap menjadi malam…

hitam…

hai! kemana sang bulan?

bersembunyi dibalik awan

enggan menatap…

hanya menyeringai sinis dan berkata :

kamu pecundang!!!

malam biarlah hitam

dalam alunan nada ku kan berdendang

tentang kerinduan dan kegalauan

mampus! aku terbunuh…

Tanah lapang, 2008

Selengkapnya...

Tuan mengapa anda tak membiarkan semua berlalu dengan cepat
Tak bisakah anda memperpanjang waktu malam?
atau biarkanlah berjalan dengan lambat
Tuan semoga kita cepat bertemu dan berbincang
dalam satu tempat tanpa adanya waktu yang selalu bergulir
Selengkapnya...

Biar

Biar Terhanyut
Biar Terbuang
Biar Terinjak
Biar hiruk pikuk menjadi
Biar mulut bicara
Biar lengan tetap menulis
Biar lirih mengendap di dasar
Biar pedih luka meradang… Biar!
Bekasi, 2008
Selengkapnya...

GM

BERDIRI LAH TEMAN DENGAN TEGAK. ANGKAT TANGAN KIRI MU DAN KEPALKAN LAH BIAR PEDIH MELIRIH DAN MERADANG, KITA KAN TETAP MELESAT KENCANG…

TAK PERLU RAGU ATAU TAKUT. ANGKAT DAGU TINGGI-TINGGI, KUATKAN HATI KUATKAN KAKI ESOK HARI ANGIN KAN BERTIUP LEBIH KENCANG. MARI TEMAN, MENDEKATLAH LEBIH DEKAT LAGI BERSAMA KITA LEWATI HARI DENGAN CANDA TAWA YANG TELAH USANG. MARI TEMAN, GENGGAM ERAT JARI JEMARI BERSAMA SINGKIRKAN KERIKIL TAJAM AGAR MULUS JALAN UNTUK MENGGAPAI MIMPI.

HEY!!! USAH KAU LARA SENDIRI KITA INI KELUARGA. MARI BERSAMA KEMBALI MARI TERTAWA HILANGKAN PEDIH, MARI BERLARI MENGEJAR SESUATU YANG DIYAKINI TAK USAH PEDULIKAN KATA MEREKA, BIARKAN! ANGGAP ANGIN LALU KITA INI BERBEDA, KITA INI MUDA PERSETAN DENGAN SEMUA. KARENA KITA ADALAH KITA YANG BERUSAHA MENJADI.

Bekasi, 2008

Selengkapnya...

200908 versi C&C

Kepada teman,

Hari ini aku melihat seonggok daging yang mencoba untuk tidak hanya menjadi seonggok daging. Lelahnya melihat dunia memberikan sedikit harapan. Kita ada karena memang seharusnya kita ada. Sudah waktunya untuk kita melakukan penjelajahan jauh ke dalam masing-masing. Sudah saat nya lah satu atau kita semua beranjak meninggalkan gua kenyamanan ini untuk kemudian melihat kenyataan real lengkap dengan paket hyperreal-nya. Teman! kentang goreng, es coklat, segelas heineken dingin, iga goreng, secawan kopi hangat, berbatang filter dan bergelas es teh, serta berbagai menu yang lainnya sungguh tidak berharga sama sekali. Karena hari ini pertunjukkan lucu dari seonggok daging baru saja di mulai. Pertunjukkan yang seharusnya banyak dilakukan oleh seonggok daging yang lainnya. Pertunjukkan perjalanan panjang untuk memulai mengukir sejarah dari keberadaan manusia di dunia.

Teman, sahabat… tak ada yang lebih yang tuhan berikan kepada manusia selain intelegensia. Itu sungguh berharga dan melebihi segalanya, melebihi cinta dua pasang anak manusia yang selalu menganggap bahwa mereka telah menemukan cinta sebenarnya. Ini melebihi dari kerasnya orang tua yang selalu memaksakan kehendak kepada anaknya. Ini mukjizat yang tuhan tiupkan ke dalam. Ini adalah dasar dari konstruksi logika berfikir yang dapat menjaga kita dari kerasnya terpaan arus modernitas, modal, serta jarum-jarum suntik dengan vaksin perusak otak yang di berikan oleh dokter barat yang super gila namun terlihat waras.

Teman, sahabat, malam ini aku melihat sebuah janji dari seonggok daging yang bergejolak namun belum resah.

Teman, Sahabat, mari sejenak lupakan semua tentang sesaknya cinta, tentang kota yang selalu menghisap otak manusia, atau tentang jalanan yang padat penuh berjejal kendaraan. Mari angkat dagu setinggi-tinggi, lemparkan tatapan marah pada mereka yang selalu menganggap rendah. Berikan tinju terhebat lewat tinta dan pena yang kita punya. Biar kan semua terlontar, muntahkan saja segala yang kita rasa tak perduli jika mereka tak perduli, karena kita sekarang bukanlah seonggok daging. Bukan hewan. Menjadi ‘Fi ahsani Taqwim!’. Manusia yang sempurna.

Teman, sahabat biarkan malam tetap menjadi malam yang gelap dan kelam. Biar keindahan malam hanya dapat dirasa jauh di dalam dada. Yang terjadi, terjadi lah. Pejamkan mata, lepaskan sedikit pikiran melayang, rebahkan lah tubuh dengan tenang… biar mimpi membelai lembut hati, jiwa, serta logika hingga akhirnya busuk dunia musnah sementara dalam buaian lembut benda-benda empuk. Selamat malam teman, sahabat. Kuat kan kaki, kuatkan hati, esok hari perjalanan panjang akan dimulai.

Semanggi, 2008

Selengkapnya...

Obrolan Malam

Awan hitam mengarak bergulung-gulung tepat disini

Gemuruh angin kencang meniup dari barat ke selatan lalu ke timur

Halilintar sambar-menyambar, tarian indah di atas langit hitam

Lolongan anjing sahut menyahut pertanda akhir dari semua

Angin semakin kencang, bergejolak ombak di tengah lautan

Lolongan anjing pekikkan telinga

Hey… badai segera datang bersiap untuk bertahan

Kuat kan kaki kuat kan hati, hadapi dengan tenang…

Ini bukan kali pertama, meski berbeda ini tetap bukan yang pertama

Huuh… telat kah pelaut itu kembali?

Hingga harus menelan pil pahit dari kulit binatang liar?

Huuh… terlambat kah pelaut itu sandarkan perahu nya?

Huuh… memang sulit tuk dimengerti…

Baiklah ini kali terakhir… sungguh ini kali terakhir…

Biar meradang semakin menganga luka tubuh…

Biar, menjadi santapan serangga-serangga malam dan akhirnya membusuk

Jika apa yang ku punya dan ku jaga terpaksa di musnahkan, lalu apa yang sepantasnya dimiliki kemudian aku ini apa?

Selengkapnya...

Luruh

Mari lanjutkan kembali

Meski pedih dan lirih, melangkahlah

Biar mereka pergi jauh dari sini

Mari tapaki jejak-jejak sejarah agar terhindar sesat

Tangis hanya jalan terakhir atas jenuh kecewa

Tawa awal sebuah derita

Sesal muncul diantara keduanya, terlambatkah?

Ini melebihi segala rasa

Hitam, hijau, putih, merah, biru, merah jambu…

Melampaui hal itu, sungguh!

Seadanya, ya secara sederhana jauh dari bahagia

Semesta raya patut tertawa

Saat keakuan mengeluh resah

Burung pun terbang jauh dari sarang

Mesranya menggoda angkasa, membawa iri dalam dada

Maaf… Hanya berikan luka dan dosa

Maaf… Pergi mungkin tak kembali

Maaf… Hanya kecewa yang datang kali pertama

Maaf… Bila tak mencoba

Maaf… Mari nikmati saja

Bekasi, 2008

Selengkapnya...

30rb

Langit cerah sirna seketika Harap bahagia berganti duka Di tanah lapang jauh disana Terbujur kaku tubuh-tubuh layu Resah menghimpit sesakkan dada Panas hati. Saat sedekah hilangkan nyawa Hey bung!!! sadarkah kau akan semua Hey para pengerat !!! coba lihat, pantaskah dengan yang mereka terima Hey !!! kau ini bodoh atau memang berpura-pura Kesenjangan di depan mata kalian palingkan wajah Tangis kalian adalah kebahagiaan kami Tawa kalian tangis tanah nusantara Pantaskah kalian tetap berdiri? Diantara duka dan sengsara Belum cukup kah luka menganga ditengah riuh riang kota? Cih…!!! tak bertindak hanya berkata, retorika jaman purba Hey!!! para penghisap darah Malam ini pedang akan terhunus Peperangan segera dimulai Berharap kalian mati tertusuk ribuan dosa dari mereka yang sirna Selengkapnya...

Krisis Energi: Benarkah Indonesia mengalaminya?

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya energi. Minyak bumi, gas alam, serta batu bara terpendam jauh dibawah tanah nusantara ini. Selain itu Indonesia juga adalah salah satu negara pengekspor batu bara terbesar di dunia. Hal itu berdasarkan hasil riset tahun 2007 dari lembaga riset agrikultur dan sumber daya ekonomi, ABARE, Australia. Laporan tersebut mengatakan bahwa pada periode tahun 2005-2006 perihal perdagangan batu bara dunia menempatkan Indonesia pada posisi sebagai pemasok batu bara terbesar yakni sekitar 25%. Sedangkan menurut pengamat ekonomi, Sony Sugema mengatakan bahwa produksi minyak bumi Indonesia mencapai 927 barel per hari dan produksi gas alam mencapai 700 barel per hari. Dengan angka dari jumlah produksi kedua sumber energi tersebut total produksi nya adalah 4,2 juta barel per hari dengan tingkat konsumsi masyrakat sebesar 1,2 juta barel per hari. Sungguh layak nya sebuah negeri yang makmur dimana tingkat kesejahteraan masyarakatnya sangat tinggi dan jauh dari kesan miskin.

Namun, semua kekayaan yang dimiliki oleh bangsa ini tidak semuanya dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya, terlebih dalam masalah penyediaan energi (listrik dan gas). Belum sempat hilang dari ingatan, ketika pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), lalu adanya konversi minyak tanah menjadi gas yang kemudian disusul dengan ditariknya subsidi gas ukuran 12 Kg, hingga menyebabkan seluruh masyarakat miskin di Indonesia menanggung beban penderitaan akibat langka dan mahalnya minyak tanah. Kini, masyarakat pun harus menanggung masalah krisis energi yang ditandai dengan himbauan pemerintah kepada masyarakat dan industri untuk melakukan penghematan energi. Pemadaman bergilir di sejumlah daerah pun tidak dapat dihindari. Sungguh aneh krisis energi yang terjadi di Indonesia. Dengan sumber daya alam yang begitu banyak seharusnya masalah energi dapat diminimalisir dan kelangkaan listrik pun dapat di atasi. Solusi yang dikeluarkan melalui keputusan bersama tentang pembatasan jam kerja bagi industri – senin-jumat merupakan tingkat penggunaan listrik optimal, dirubah menjadi hari sabtu dan minggu – diberlakukan. Keputusan yang dilakukan oleh lima menteri mengenai penghematan energi tidak menunjukkan hasil yang cukup signifikan dan malah menimbulkan permasalahan baru di bidang tenaga kerja. Pemadaman listrik secara bergilir dan tidak terjadwal secara langsung dapat mengurangi tingkat produksi suatu industri terutama industri tekstil, hal ini tentu saja menimbulkan pengurangan sejumlah karyawan akibat kurangnya tingkat produksi, seperti yang terjadi terhadap ratusan pekerja pabrik tekstil di pekalongan terancam pemutusan hubungan kerja (PHK), bahkan para investor dari jepang yang telah berinvestasi leih dari 40 miliar Dollar AS mengancam akan meninggalkan Indonesia jika permasalahan pemadaman listrik tidak kunjung selesai, tak ayal tingkat perekonomian pun akan mengalami penurunan.

Berangkat dari dua contoh kecil diatas, akibat terjadinya pemadaman bergilir, kita dapat melihat bahwa krisis yang terjadi sekarang ini sangat-lah janggal dan tidak masuk akal. Sebagai negara pengekspor batu bara terbesar di dunia, seharusnya negeri ini dapat mencukupi kebutuhan energi bagi masyarakatnya. Salah satu sebab terjadinya krisi energi di negeri ini adalah adanya beberapa individu atau kelompok yang mementingkan saku celananya sendiri dan hal ini tidak tersentuh oleh pemerintah, bahkan pemerintah sendiri cenderung memapankan keberadaan mereka dengan dalih kepentingan pertumbuhan ekonomi nasional. Undang-undang (UU) No. 22/2001 mengenai minyak dan gas bumi hanya berpihak kepada para pemilik modal, tidak pada rakyat. Dalam undang-undang tersebut mengatakan bahwa : (1) Pemerintah membuka peluang pengelolaan Migas karena BUMN Migas Nasional diprivatisasi; (2) Pemerintah memberikan kewenangan kepada perusahaan asing maupun domestik untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi minyak; (3) Perusahaan asing dan domestik dibiarkan menetapkan harga sendiri. Aneh, mungkin sepintas kata itu yang terucap kala melihat isi UU tersebut. Sangat tersirat makna bahwa Indonesia tidak dapat melakukan proses produksi sumber daya alam nya sendiri, dengan memberikan hak untuk melakukan ekplorasi dan eksploitasi, melenggangkan jalan bagi para pemilik modal untuk menguras habis dan menarik keuntungan yang sebesar-besarnya dari tanah yang sekarang kita injak ini, tentunya dengan memberikan sedikit hasil keuntungan tersebut kepada Indonesia. Selain itu hak untuk dapat menetapkan harga sendiri menyebabkan mereka (baca:pemilik modal) tentunya akan melihat potensi penjualan dipasaran dunia yang tentunya lebih menghasilkan ketimbang harus menjual dipasar dalam negeri., dan ketika semua sumber daya mineral tersebut dijual pada pasar internasional maka kebutuhan pasar dalam negeri pun akan mengalami kekurangan stok. Sedangkan UU mengenai batu bara hanya berupa keputusan menteri, perpres , dan inpres hal ini tentu saja belum cukup kuat untuk melindungi sumber daya batu bara kita dari tangan-tangan para pemilik modal. Ironisnya, disaat negeri ini membutuhkan stok batu bara, pemerintah justeru menyerahkan harga batu bara kepada pasar yang nota bene nilai jual batu bara di pasaran dunia cukup mahal ketimbang nilai jual dalam negeri. Data Merill Lynch (Indonesian Coal & Power Journal) menyebutkan bahwa pada tahun 2007 total produksi batu bara di Indonesia mencapai 198 juta ton dan yang diekspor mencapai 160 juta ton, atau 25 persen dari total ekspor dunia. Berarti hanya sekitar 20 persen produksi batu bara yang dijual untuk kebutuhan dalam negeri.

Jadi, benarkah krisis energi yang sekarang melanda Indonesia benar-benar terjadi akibat tipisnya sumber daya alam, atau hanya isapan jempol belaka untuk menutupi tingkah laku negara yang berpihak kepada pemilik modal yang mungkin telah berselingkuh mesra dengan para penggerak pemerintahan negeri ini? Sungguh malang nasib masyarakat di negeri yang katanya gemah ripah loh jinawi ini. Kembali rakyat hanya dicintai ketika pemilu dan pilkada tiba. Selanjutnya, rakyat jua-lah yang harus tertimpa kesengsaraan atas perbuatan yang tidak mereka lakukan. Dimanakah negara saat rakyat membutuhkan perlindungan dari segala bentuk kesewenangan? Mungkinkah peran negara semakin terkikis oleh kuatnya arus kapitalisme dunia? atau mungkin kapitalisme adalah negara? atau mungkinkah sudah selayaknya konsep negara (Indonesia) harus ditinjau kembali? Mungkinkah…?

Bekasi, 2008

Selengkapnya...

Tukeran Link

Senjakala Hati

Award Friendship Diary Osi

Thanks To Diary Osi