Dengarkan…dengar alunan irama suram
Tanpa denting piano, tanpa melodi merdu
Hanya sayup sepintas menderu, detak jantung kepasrahan
Diam…! Biarkan menyelusup ke hati, rasakan…
Kian lama perlahan kesunyian menghilang
Satu demi satu instrument kepedihan berdendang
Menutupnya sang waktu dari kehidupan yang terus berjalan
Hantarkan tetesan air dari tatap sayu ribuan mata penuh harapan
Tanah ini siapa yang punya?
Limpahan air milik siapa?
Gemah ripah loh jinawi, benarkah?
Ijo royo-royo hanya retorika si tuan bertahta?
Merah, kuning, hijau, biru, putih, hitam, ungu, cokelat
Hanya celoteh, menarik simpati
Kita disayang saat pesta dimulai
Kita dicinta saat tertentu saja
Dengar…dengarkan, alunan irama suram semakin kencang
Tanpa hentakan genderang, tanpa tangga nada
Sssstttt…coba lihat tarian malam trotoar
Hening, sunyi, senyap,…sepi…tanpa gerakan
2008
0 komentar:
Posting Komentar